Ariel Tatum aktris sinetron dan film layar lebar Indonesia ini mengaku sempat mengalami gangguan mental. Menurut pengakuannya ia mengalami depresi sejak usia 13 tahun. Sejak saat itu ia sudah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri, mulai dari minum banyak pil obat hingga menyewa jasa pembunuh.
Gadis yang mengawali kariernya menjadi model iklan ini secara blak blakan mengaku dirinya mengidap Borderline Personality Disorder (BPD). Terkait pengakuannya, Ariel menyatakan tidak pernah memiliki tujuan untuk membuat sensasi. Ariel sempat ingin membuktikan tuduhan kepadanya tidak benar, namun niat itu ia urungkan.
"Aku cuma punya dua tangan, dua tanganku tidak bisa menutup semua mulut orang, akhirnya dua tanganku aku gunakan untuk menutupi kuping ku sendiri," ungkapnya. Satu dari faktor yang menyebabkannya depresi parah adalah setelah menerima banyak hujatan dari warganet. Meskipun hujatan dari warganet sempat membuatnya depresi, namun hal itu kini malah memuat dirinya menjadi lebih mencintai dirinya sendiri.
Ariel pun juga bersyukur karena dorongan untuk melukai dirinya sendiri maupun bunuh diri kini sudah tidak pernah muncul lagi. Ariel rutin konsultasi dengan psikolog dan psikiaternya, serta melakukan meditasi. Dikutip dari Alodokter.com, Borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang merupakan gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati serta citra diri yang senantiasa berubah ubah, dan perilaku yang impulsif.
BPD menyebabkan pengidapnya mengalami kesulitan dalam menjalankan kehidupan sehari hari dilingkungan sekitarnya. Gangguan ini umunya muncul pada seoarng remaja yang mulai beranjak dewasa. Penyebab munculnya gangguan mental ini bermacam macam, beberapa di antaranya adalah :
Dilansir dari Hallosehat.com, pengidap BPD biasanya memiliki tanda tanda sebagai berikut : Namun diagnosis BPD tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, harus dilakukan ahlinya. Penentuan diagnosis BPD dimulai dengan diskusi antara dokter dan penderita BPD tentang gejala yang dialami.
Kemudian dokter jga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarga, termasuk riwayat gangguan mental. Setelah melakukan langkah langkah diagnosis, dokter akan menetapkan diagnosis penyakit yang diidap oleh pasien.